Pages

Thursday 12 December 2013

Manfaatkan Lima Perkara Sebelum Datang Lima Perkara

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sabda Rasulullah tentang memanfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima perkara. Saya yakin sebagian besar umat Islam sudah pernah mendengar sabda Rasulullah ini, dan saya berpendapat bahwa nasehat Rasulullah yang satu ini harus kita camkan serta kita renungkan baik-baik. Dari Ibnu 'Abbas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ


Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara:
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.

(HR. Al Haki, dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami' Ash Shogir)


Berikut pembahasan lima poin yang telah disebutkan di atas: 

Poin pertama adalah memanfaatkan waktu muda sebelum waktu tua. Jelas kita tahu bahwa ketika muda manusia mempunyai daya dan tenaga yang lebih, terutama secara fisik. Seseorang yang masih muda lebih mudah mempelajari sesuatu dari awal mula tidak bisa hingga menjadi bisa. Jika dilihat dari kondisi fisik, seorang pemuda secara umum lebih kuat dari pada orang yang sudah tua. Berdasarkan fakta inilah Rasulullah berpesan agar kita melakukan kegiatan yang bermanfaat selagi masih muda dan kuat untuk melakukannya, sehingga ketika nanti masa tua datang kita tidak menyesali akan apa yang tidak kita lakukan.

Poin kedua mirip dengan poin pertama, namun menyangkut kondisi kesehatan. Kita harus terus bersyukur atas kondisi fisik yang kita punyai, salah satu caranya adalah dengan menggunakan fisik kita seoptimal mungkin. Lakukanlah apa yang bisa dilakukan. Amalan apapun asal bermanfaat maka lakukanlah. Jangan sampai sakit menghampiri dan kita menyesali apa yang tidak kita lakukan ketika sehat. Selain menggunakan fisik seoptimal mungkin tidak lupa juga kita berkewajiban menjaga kondisi fisik agar tetap sehat, sebagai contohnya adalah berolah raga, mengkonsumsi makanan yang sehat, dan menghindari makanan dan minuman yang merusak tubuh (alkohol, rokok, dll). Hargailah kesehatan, hargailah kondisi fisik dengan melakukan amalan-amalan bermanfaat terutama yang dapat dilakukan ketika dalam kondisi sehat.

Poin ketiga adalah memanfaatkan kekayaan yang kita punyai sebelum kita kehilangan kekayaan tersebut. Ini bukan bermaksud kita harus kaya raya dulu baru dapat menggunakan kekayaan untuk tujuan bermanfaat, namun apapun yang ada atau kita miliki maka manfaatkanlah untuk jalan kebaikan. Batasan kaya menurut saya bukanlah didapat dengan membandingkan kekayaan seseorang dengan kondisi masyarakat sekitar, namun apabila kebutuhan dasar seseorang telah dapat terpenuhi dan masih didapatkan kelebihan maka itulah yang disebut kaya. Terlepas dari kaya atau tidak, sudah banyak contoh orang yang sukses karena menggunakan harta kekayaannya di jalan kebaikan, bahkan tidak sedikit orang yang masih dianggap miskin mau menyedekahkan hartanya demi orang lain dengan ikhlas. Masak kita yang lebih beruntung ini kalah?

Poin keempat berkaitan erat dengan waktu. Inti dari poin keempat ini sederhana saja yaitu manfaatkanlah waktu yang ada sebelum waktu itu hilang. Jangan biarkan ada waktu kosong. Jangan biarkan diri kita menganggur atau menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal yang tidak berguna. Jangan bermalas-malasan. Waktu untuk berstirahat, bersantai, bermain, dan aktifitas sejenis tetap dibutuhkan, namun porsinya tidak boleh berlebih. Jangan sampai waktu berlalu dengan sia-sia, karena waktu yang telah berlalu dan hilang tidak dapat kita peroleh kembali; tidak dapat diulang kembali.

Poin kelima sudah sangat jelas sekali, manfaatkanlah hidupmu sebelum datang ajalmu. Karena kita tidak mengetahui kapan ajal kita datang, maka jangan sekali-sekali menyia-nyiakan hidup. Do what you have to do, do what you need to do. Jangan sekali-kali (membiasakan) menunda sebuah kewajiban, apapun itu. Ingatlah bahwa akan ada "kehidupan" setelah kematian, dan kita semua akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita lakukan di dunia ini. Manfaatkan hidupmu untuk tujuan yang baik, dunia dan akhirat. Do what needs to be done.

Dari lima poin diatas semuanya mengandung satu pesan yang sama, yaitu jangan menyia-nyiakan apa yang ada. Jangan sampai kita menyesali apa yang telah hilang. Saya sering mengaitkan isi hadits di atas dengan ungkapan dari barat yang cukup terkenal, yaitu seize the day (carpe diem)Intinya hampir sama, yaitu memanfaatkan apa yang ada atau dipunyai sebelum apa yang ada tersebut tidak kita miliki lagi. Ungkapan seize the day konteksnya pada hitungan hari, yaitu hari yang sama tidak akan berulang. Hari Senin mungkin terjadi lima kali dalam sebulan, namun lima Senin tersebut adalah lima Senin yang berbeda. Senin yang pertama berbeda dengan Senin yang kedua, Senin kedua beda dengan Senin yang ketiga, dan seterusnya. Begitu juga dengan hari-hari yang lainnya. 

Secara manusia itu mengarungi waktu secara linear, maka ketika suatu hari telah lewat kita tidak dapat mengulanginya lagi. Kesempatan menjalani satu hari (24 jam) hanya sekali; maka manfaatkanlah sebaik mungkin. Hidup kita ini hanya sekali, maka manfaatkanlah sebaik mungkin.

2 comments:

  1. Sebenarnya YOLO (You Only Live Once) itu intinya sama saja, yaitu ungkapan bahwa kita cuma hidup sekali. Nah tapi kalimat ini sering dipakai buat "anak gaul" sebagai alasan melakukan hal-hal yang konyol dan berbahaya. Kita hidup sekali seharusnya dimanfaatkan untuk dimaksimalkan dengan cara yang baik (membantu sesama, berjuang sepenuh tenaga untuk kebaikan, dll), bukan trus melakukan hal konyol dan berbahaya.

    Maaf kalau jawabannya agak klise. Thank you, come again. :)

    ReplyDelete