Pages

Wednesday 16 July 2014

Western Comic Books: Definisi dan Rekomendasi

Di Indonesia mungkin manga lebih terkenal dari pada komik. Loh, bukannya manga itu komik ya? Yup, manga itu komik tapi yang spesifik dari Jepang atau bergaya komik Jepang. Di beberapa forum lokal Indonesia istilah komik sering digunakan untuk menyebut buku cerita bergambar selain manga. Sebenernya ada sih sebutan lain seperti manhwa atau apa gitu juga ada, tapi ya sudahlah dari pada bingung kita bahas istilah-istilah ini dulu.



Komik adalah media visual untuk merepresentasikan ide melalui gambar-gambar yang bercerita yang sering dikombinasikan dengan tulisan atau informasi visual. Untuk lebih jelasnya tentang komik bisa dibaca di halaman wikipedia ini. Istilah lain untuk komik tertentu adalah manga, manhwa, dan manhua. Manga adalah istilah Jepang yang dapat diterjemahkan secara kasar sebagai "sketsa yang aneh, menarik, atau lucu" yang kemudian digunakan untuk menyebut komik terbitan Jepang atau komik bergaya khas Jepang. Istilah manhwa adalah bahasa Korea untuk komik yang kemudian digunakan untuk menyebut komik bergaya Korea. Nah, satu lagi istilah yang saya tahu adalah manhua, yaitu komik dari China, Hong Kong, dan Taiwan.


Manga Shonen Jump

Karena tidak adanya istilah khusus untuk menyebut komik barat, yaitu komik terbitan USA atau Eropa, maka di forum-forum sering digunakan tiga istilah untuk pembeda, yaitu manga (komik Jepang), manhua (komik Korea), dan western comic untuk komik negara barat (atau cukup "komik/comic" saja untuk komik terbitan negara-negara selain Jepang, Korea, dan China). Berikut contoh-contoh manga, manhua, dan western comic:

Manga: One Piece, Dragon Ball, Kung Fu Boy, Detective Conan, Slam Dunk, Astro Boy, dll.
Manwha/manhua: The Breaker, Ruler of The Land, cuma tau itu, gak terlalu ngerti banyak sih.
Western comic: The Avengers, Green Lantern, Captain America, JLA, Superman, Batman, Garfield, dll.

Kembali ke awal pembicaraan tadi, karena manga dan sejenisnya lebih terkenal dari pada western comic maka saya akan mencoba memberikan rekomendasi komik-komik barat yang bagus dan wajib dibaca untuk para penggemar komik. Berikut hitung mundur kelima komik tersebut:

5. Komik-komik Marvel dan DC
Dimulai dari nomer lima, komik-komik Marvel dan DC memang sengaja saya jadikan satu karena premis yang diberikan hampir mirip: superhero. Banyak yang menjadikan komik-komik terbitan Marvel dan DC sebagai langkah awal memasuki dunia perkomikan, entah itu baru baca atau "pindah aliran" dari manga dan sejenisnya. Kenapa demikian? Karena ada mirip-mirip tema dengan manga pada umumnya, yaitu good vs evil dan biasanya pada akhirnya pihak kebenaran akan menang. 


Marvel vs DC

Untuk judul sendiri akan terlalu banyak jika disebutkan satu-persatu. Pada umumnya komik Marvel dan DC dibagi menjadi dua jenis, yang pertama adalah komik yang pemeran utamanya tokoh individu (Spider-Man, Superman, Batman, dsb) dan yang kedua adalah tentang grup superhero (Justice League, Avengers, The Defenders, Sinister Six, dsb). Untuk kualitas pun bermacam-macam tergantung penulis cerita dan artis yang menggarap gambarnya.

Dari pada memulai dengan membaca tentang sejarah awal para superhero, saya sarankan mending langsung loncat ke komik tahun 90an atau komik awal tahun 2000. Walaupun Marvel dan DC telah atau bahkan sering kali mengeluarkan komik Origin yang bercerita awal mula karir para superhero, namun akan lebih seru kalau loncat ke seri yang menarik terlebih dahulu baru mengetahui latar belakang sejarah mereka. Mungkin akan sedikit membingungkan dan menemukan cerita yang hilang bak "missing pieces of puzzle" tapi nanti ketika membaca komik Origin semua akan tersusun sempurna.


Green Lantern (art by Stanley Lau)

Beberapa komik DC yang wajib dibaca diantaranya seri Batman: The Dark Knight Returns karya Frank Miller, Batman: Arkham Asylum karya Grant Morrison, Batman: The Killing Joke, Swamp Thing, All Star Superman, Justice League of America, Infinite Crisis, dan lain sebagainya. Untuk Marvel bisa mulai dari Avengers Disassembled, dilanjut dengan Marvel event selanjutnya yaitu House of M, Civil War, dan seterusnya. Nah yang perlu diketahui adalah di Marvel dan DC ada yang namanya Comic Event (lebih lengkap baca disini), dan setiap event ada yang namanya tie-ins alias komik pelengkap. Dari tie ins tersebut kalian bisa mencari komik-komik cabang (biasanya fokus ke tokoh superhero tertentu) yang menarik sesuai dengan selera.

4. American Vampire


Tentu kalian pernah mendengar tentang komik atau film serial The Walking Dead (TWD) kan? Nah sebenarnya komik yang menjadi nomer empat dalam daftar ini mirip dengan TWD, bedanya adalah The Walking Dead itu zombie sedangkan komik ini tentang vampire. Saya sendiri lebih menyukai American Vampire karena gambarnya cocok dengan selera saya dan ceritanya yang ber-cycle menjadikannya lebih terarah jika dibandingkan dengan TWD yang ra uwis-uwis (gak selesai-selesai).

Komik yang memenangkan penghargaan Eisner Award karya Scott Snyder dan Rafael Albuquerque ini menceritakan tentang evolusi dan garis keturunan vampire dari masa ke masa. Ada satu tokoh yang sangat menyita perhatian yaitu Skinner Sweet, seorang manusia yang menjadi vampire karena matanya terkena tetesan darah vampire. Sepak terjangnya menjadi "pusat badai" yang melibatkan pertikaian vampire species baru dengan yang lama dengan manusia terperangkap di tengah-tengahnya.

Terbitan versi hardcover pertama American Vampire menjadi New York Times' Best Seller kategori komik pada Oktober 2010. Edisi koleksi American Vampire membagi 34 comic awal menjadi lima volume. Setelah volume kelima terdapat volume enam berisi American Vampire Anthology dan Long Road to Hell. Pada tahun 2014 diterbitkan seri baru lanjutannya berjudul American Vampire: Second Cycle.

3. V For Vendetta
"The central question is, is this guy right? Or is he mad? What do you, the reader, think about this? Which struck me as a properly anarchist solution. I didn't want to tell people what to think, I just wanted to tell people to think and consider some of these admittedly extreme little elements, which nevertheless do recur fairly regularly throughout human history"
V's Dress Code

Demikian komentar Alan Moore dalam sebuah wawancara tentang tokoh V dari komik V for Vendetta. Alan Moore adalah seorang penulis cerita komik yang terkenal dengan substansi cerita yang berat dan ekstrim. Tidak terkecuali pada komik V for Vendetta ini di mana dia bercerita tentang seorang pemberontak dengan latar belakang dystopian near-future UK dimana penguasa fasis berjaya dan mengatur penuh kehidupan rakyat dan negara.

V sebagai tokoh utama yang hampir selalu menggunakan jubah dan topeng Guy Fawkes sebagai simbol pemberontakan serta cara-caranya melawan pemerintahan dengan terencana dan matang menjadi daya tarik komik V for Vendetta. Satu orang dengan sebuah gagasan melawan sebuah pemerintahan fasis, premis cerita yang menarik bukan? Temanya tergolong adult alias bukan untuk anak-anak, karena banyak isu sensitif dan ceritanya yang lumayan berat. Ingin baca komik yang thought provoking dengan sedikit bumbu politik? Baca V for Vendetta!

2. Watchmen
Watchmen adalah komik karya Alan Moore (writer), Dave Gibbons (illustrator), dan John Higgins (colorist). Watchmen diterbitkan oleh DC Comics pada September 1986 - Oktober1987 dan telah diadaptasi ke layar lebar oleh Zack Snyder. Komik ini bertemakan superhero namun dengan nuansa kelam, sadis, dan tergolong realistis. Satu hal menarik dari komik Watchmen adalah digunakannya alternate reality sebagai setting cerita, di mana USA memenangi perang melawan Vietnam dan presiden Nixon terpilih kembali menjadi presiden.


The Watchmen

Cerita diawali dengan dibunuhnya salah satu anggota Watchmen yaitu Edward Blake alias The Comedian. Walter Kovac alias Rorscach, anggota Watchmen lainnya yang menyelidiki kematian Blake menyadari bahwa ada sebuah rencana untuk membunuh anggota Watchmen yang pada saat itu telah bubar dan pensiun. Rorschach berusaha memperingatkan Doctor Manhattan, Laurie Juspeczyk (Silk Spectre II), Adrian Veidt (Ozymandias), dan Dan Dreiberg (Nite Owl II) bahwa ada kemungkinan mereka akan menjadi sasaran pembunuhan, namun usahanya tidak dihiraukan.

Kondisi bertambah runyam ketika Doctor Manhattan terprovokasi ketika mendapat tuduhan bahwa dia menyebabkan kanker pada orang-orang terdekatnya, kemudian dia meninggalkan Bumi dan mengasingkan dirinya di Mars. Juspeczyk yang diterlantakan oleh Doctor Manhattan terlibat skandal dengan Dreiberg, sedangkan Veidt sibuk dengan proyeknya. Ternyata perpecahan pensiunan pembasmi kejahatan ini telah direncanakan oleh seseorang yang mempunyai sebuah agenda yang besar, dan dia telah bersiap untuk menjalankan rencananya.

Who watches The Watchmen?
Karakter-karakter di komik ini sangat kuat, menarik, dan bermacam-macam. Mulai dari The Comedian yang sinis, Ozymandias sebagai manusia terpintar di planet Bumi, Rorscach yang ekstrim, hingga Doctor Manhattan yang disebut berkekuatan menyerupai tuhan. Dari semua tokoh "superhero" tersebut hanya Doctor Manhattan yang mempunyai kekuatan super secara menonjol. Ceritanya pun tidak diragukan lagi, khas Alan Moore; berat dan penuh kritik sosial politik.

1. The Sandman
Here we go, my favorite comic book of all time: The Sandman! Komik Sandman menceritakan petualangan tokoh bernama Dream sang penguasa dunia mimpi. Dream adalah salah satu anggota dari The Endless, yaitu perwujudan dari kekuatan-kekuatan atau aspek yang ada di alam semesta. The Endless terdiri dari tujuh anggota: Dream, Delirium, Death, Destiny, Destruction, Despair, dan Desire. Setiap anggota The Endless menguasai kekuatan atau aspek yang diwakilinya.


The Endless
\
Cerita dimulai dari ditangkapnya Dream melalui ritual oleh beberapa manusia yang sebenarnya ingin menangkap Death agar bisa menghilangkan kematian dan hidup abadi. Dream yang ditahan menjadikan makhluk-makhluk di alam semesta tidak bisa tidur dan bermimpi. Selama bertahun-tahun disekap, kerajaan yang dipimpin Dream kacau dan hal tersebut berimbas ke seluruh alam semesta. 

Ketika Dream terbebas dari sekapan, dia berusaha membalas dendam pada orang yang menangkap dan mengurungnya. Usaha Dream untuk menormalkan keadaan yang berimbas pada perubahan karakter Dream ini lah yang menjadi cerita utama komik Sandman. "Sang Penguasa Mimpi memahami bahwa seseorang harus berubah atau mati, dan setelah menyadari hal tersebut dia membuat keputusan"-- begitulah Neil Gaiman, sang penulis cerita, merangkum inti cerita komik Sandman. 


Sandman: Overture

Komik karya Neil Gaiman ini sungguh unik, baik dari ceritanya yang benar-benar kental dengan nuansa fantasi maupun gambarnya yang sangat khas. Ketika menyelami ceritanya, terutama pada saat berada di dunia mimpi, akan kita rasakan kekuatan surrealisme dari komik ini. Pembagian panel-panel yang tidak lazim dan gambar yang agak nyleneh membuat kita serasa memasuki dunia mimpi. Neil Gaiman sendiri memang terkenal sebagai maestro fantasy story teller melalui karya-karya novelnya seperti American Gods, Neverwhere, Stardust, dan lain sebagainya. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mungkin yang biasanya baca manga atau komik strip agak kaget dan tidak terbiasa baca komik yang kadang disebut juga  graphic novel karena gambarnya yang terkesan statis dan lebih menonjolkan cerita/narasi. Tapi kalau sudah terbiasa saya jamin ketagihan. Oh iya sedikit klarifikasi, western comic di sini maksudnya komik dari negara barat ya, sama kayak istilah di forum-forum online Indonesia. Soalnya kalo bule pasti nangkepnya western comic itu genre komik tentang cowboy.

Demikian ulasan dan rekomendasi singkat tentang komik barat, semoga artikel ini cukup sebagai gambaran buat yang ingin mencoba mencicipi komik-komik barat. Mohon koreksinya kalau ada kesalahan, semoga artikel seadanya ini bermanfaat. Selamat menyelami dunia fiksi!


Sunday 13 July 2014

Director in Review: David Fincher




Pernah nonton Fight Club, Se7en, atau The Social Network? Nah, film-film tersebut adalah hasil karya seorang sutradara kelahiran Denver, Colorado tahun 1962 bernama David Fincher. Dia adalah sutradara yang terkenal pandai dalam mengadaptasi sebuah cerita yang sudah ada kedalam bentuk film. Hampir semua film karyanya merupakan adaptasi dari novel atau cerita tertulis hasil karya orang lain (bukan hasil tulisannya sendiri).

Fincher memulai karirnya bukan dengan menyutradarai film layar lebar, melainkan menyutradarai iklan TV, video klip musik, dan film dokumenter. Fincher pernah menyutradarai iklan TV untuk produk Nike, Coca-Cola, Pepsi, Levi's, Converse, dan berbagai macam produk terkenal lainnya. Selain itu dia juga pernah menyutradarai video klip musik dari musisi dan penyanyi seperti Madona, Sting, Rolling Stones, Michael Jackson, Aerosmith, George Michael, Justin Timberlake, dan musisi lainnya.

Fun trivia: Fincher menolak ketika ditawari untuk menyutradarai Catch Me If You Can dan Batman Begin. Catch Me If You Can akhirnya disutradarai oleh Spielberg sedangkan Batman Begin digarap oleh Christopher Nolan. Fincher juga sebenarnya telah ditunjuk untuk menyutradarai film Mission: Impossible III pada tahun 2006 namun pada akhirnya mengundurkan diri. Fincher terkenal sebagai sutradara yang "keras" dan sering melakukan banyak pengambilan gambar (berulang-ulang) untuk satu adegan.


     1. ALIEN³ (1995)

Film layar lebar pertama yang disutradarai oleh David Fincher adalah Alien³ (1992)Film ini merupakan sequel dari film Alien (1979) yang disutradari oleh Ridley Scott dan Aliens (1986) yang disutradari oleh James Cameron. Dibandingkan dengan kedua film pendahulunya yang begitu sukses dan melegenda, film Alien³ besutan Fincher mendapatkan banyak review buruk dan rating yang kurang memuaskan.

Memorable scene from Alien³

Ternyata ada cerita tersendiri dibalik film Alien³: Fincher terlibat perselisihan dengan 20th Century Fox tentang permasalahan naskah dan anggaran film. Beredar kabar bahwa terjadi perubahan naskah cerita ketika produksi film telah memasuki fase pengambilan gambar. Fincher pun menyalahkan pihak produser yang semena-mena mengganti cerita dan tidak mempercayai dia sepenuhnya sebagai sutradara. Bahkan dalam wawancaranya dengan The Guardian pada tahun 2009 Fincher memberikan pernyataan keras:

"No one hated it more than me; to this day, no one hates it more than me."   
David Fincher

Belajar dari kejadian ini, Fincher kemudian mempunyai sebuah pemikiran: ketika film sukses maka sutradara akan mendapatkan pujian yang banyak dan bahkan pujian yang berlebihan; ketika film gagal maka sang sutradara juga lah yang akan menerima semua cercaan. Dari pemikiran inilah Fincher berpendapat bahawa dirinya harus memegang kendali penuh atas film yang dibuatnya karena lebih baik mendapat pujian atau cercaan atas hasil karya sendiri dari pada hasil karya yang dikendalikan orang lain.


     2. SE7EN (1995)

Film layar lebar karya Fincher kedua lah yang berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu sutradara yang layak diperhitungkan. Film tersebut adalah Se7en. Film yang dibintangi Morgan Freeman, Brad Pitt, Gwyneth Paltrow, dan Kevin Spacey ini bercerita tentang usaha dua orang detektif untuk menangkap seorang pembunuh berdarah dingin yang memilih mangsanya berdasarkan tujuh dosa besar.

WHAT'S IN THE BOX???

Se7en mendapatkan nominasi Oscar untuk kategori best film editing serta menempati posisi #22 di IMDB top 250. Dari film inilah dimulai trade mark alias ciri-ciri film Fincher yang dapat kita lihat di film-film berikutnya; seperti dark tone, low-key lighting, wide shot, serta alur cerita yang agak lambat. Ending film Se7en sempat ditolak dan nyaris diganti oleh pihak New Line Cinema, tapi Brad Pitt membela Fincher dengan mengancam tidak mau terlibat dalam pembuatan film jika ending yang asli (yang akhirnya dipakai) diganti.


     3. THE GAME (1997)

The Game Film Poster

Setelah sukses dengan Se7en, Fincher menyutradarai film berjudul The Game pada tahun 1997. Film ini berkisah tentang seorang pengusaha bernama Nicholas Van Orton yang diberi hadiah oleh adiknya berupa role-playing game di dunia nyata. Permainan yang misterius dan membingungkan ini membuat sang pengusaha bertanya-tanya apakah semua ini hanyalah permainan peran ataukah ada agenda tersembunyi dibalik permainan yang terkesan sangat nyata tersebut.

Film yang dibintangi Michael Douglas, Sean Penn, dan Deborah Kara Unger ini secara umum mendapatkan review yang cukup baik. Walaupun di box office U.S. hanya mendapatkan $48 juta, secara keseluruhan film ini berhasil meraih $108 juta dari total penghasilan world wide-nya. Bisa dibilang penghasilan tersebut cukup bagus untuk film dengan budget $50 juta.


     4. FIGHT CLUB (1999)

Pada tahun 1999, Fincher menyutradarai Fight Club yang disebut banyak orang sebagai karya terbaik Fincher. Fight Club adalah film adaptasi dari novel karya Chuck Palahniuk, bercerita tentang seorang pegawai kantoran pengidap insomnia yang hidupnya berubah total setelah bertemu dengan seseorang bernama Tyler Durden. Duet Edward Norton dan Brad Pitt di film ini bisa dibilang flawless, chemistry keduanya terbangun sempurna, dan ceritanya mengalir dengan sangat bagus.

Brad Pitt and Ed Norton - Fight Club

Pada awal rilis, Fight Club mendapatkan review yang buruk dan bisa dibilang gagal pada pendapatan box office-nya. Review buruk sebagian besar dikarenakan film tidak sesuai dengan ekspektasi penonton yang mengira Fight Club sebagai film action yang penuh dengan adegan laga, padahal sebenarnya termasuk drama satire. Seiring berjalannya waktu, Fight Club baru mendapatkan apresiasi dari para kritikus baik yang baru saja menonton maupun yang merubah pendapatnya tentang film ini. Fight Club menempati posisi 10 di IMDB top 250 dan sering mengisi daftar 'best movie of the year' dan bahkan 'best movie of all time' dari berbagai media.


     5. PANIC ROOM (2002)

Tiga tahun setelah Fight Club, Fincher menyutradarai film Panic Room (2002) yang dianggapnya sebagai 'mainstream thriller'. Banyak yang menyebut film ini 'just another average thriller movie' karena ceritanya yang sederhana dan digarap secara tipikal film thriller. Fincher pun bekomentar dalam DVD-nya bahwa film ini memang dibuat selayaknya 'date movie' atau B-movie yang cukup bagus tentang dua orang yang terjebak di dalam rumahnya sendiri. 

Panic Room

Panic Room dibintangi oleh Jodie Foster, Kristen Stewart, Forest Whitaker, dan Jared Letto. Film ini bercerita tentang seorang wanita (Jodie Foster) dan putrinya (Kristen Stewart) yang terjebak di dalam sebuah ruangan di rumahnya sendiri ketika terjadi sebuah perampokan. Pengambilan gambar berlangsung 140 hari. Film dengan budget $48 juta ini mendapatkan pemasukan lebih dari $92 juta di pasaran box office U.S.


     6. ZODIAC (2007)

Selang lima tahun absen dari layar lebar, Fincher kembali pada tahun 2007 dengan film berjudul Zodiac. Film berdasarkan kisah nyata perburuan pembunuh berantai yang terkenal dengan nama Zodiac Killer ini menggandeng beberapa nama yang cukup terkenal, sebut saja Jake Gyllenhaal, Mark Ruffalo, dan Robert Downey Jr. Fincher menyebut filmnya ini sebagai karyanya yang menuruti passion (a passion project) dan bukan karya atas dasar tuntutan dari pihak studio/produser.

Zodiac - A David Fincher's Passion Project

Zodiac menjadi salah satu dari tiga film dengan review terbaik sepanjang 2007, dua film lainnya adalah No Country for Old Man dan There Will Be Blood. Ketiga film tersebut merajai daftar 'Top 10 Film of 2007' di berbagai media cetak dan online. Walaupun demikian, Zodiac mendapatkan pemasukan box office yang tergolong rendah. Slow pacing, minim adegan action, dan durasi film yang panjang diduga menjadi faktor kenapa penonton lebih memilih menonton film lain dari pada menonton Zodiac.


     7. THE CURIOUS CASE OF BENJAMIN BUTTON (2002)

Film Fincher selanjutnya adalah film adaptasi dari cerita pendek karya penulis novel terkenal F. Scott Fitzgerald yang berjudul The Curious Case of Benjamin Button. Film ini adalah film kolaborasi Fincher dan Brad Pitt yang ketiga. Film yang bercerita tentang seseorang dengan kelainan alur hidup terbalik, dari tua menjadi muda, ini menggandeng beberapa aktor dan aktris ternama, diantaranya Cate Blanchett, Tilda Swinton, dan Jason Flemyng.

The Curious Case of Benjamin Button. mendapatkan 13 nominasi Oscar dan lima nominasi Golden Globe, namun dari total delapan belas nominasi tersebut akhirnya hanya berhasil memenangkan tiga piala Oscar: kategori art direction, make up, dan visual effect. Sangatlah pantas untuk film ini memenangkan ketiga penghargaan tersebut mengingat budget 150 juta dollar sebagian besar dihabiskan untuk keperluan make up dan visual effect.


     8. THE SOCIAL NETWORK (2010)

Tahun 2010 bisa dibilang sebagai masa kejayaan Fincher. Filmnya yang berjudul The Social Network berhasil memenangkan tiga piala Oscar dan tiga piala Golden Globe. Tidak hanya itu, film The Social Network merupakan salah satu film tahun 2010 yang mendapatkan banyak review positif dan bahkan menjadi film tahun 2010 dengan rating rata-rata tertinggi. Film ini mendapatkan rating 95/100 dari situs metacritic.com yang merata-rata dari total 42 kritikus.

Awards, awards, awards!

Film yang dibintangi Jesse Eisenberg, Andrew Garfield, dan Justin Timberlake ini diadaptasi dari buku Ben Mezrich berjudul The Accidential Billionaires. Bercerita tentang berdirinya Facebook dan cerita bagaimana Mark Zuckeberg mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul terutama dalam hal permasalahan legalitas yang datang dari partner-partner bisnisnya.

Apa sih yang membuat film ini mendapatkan banyak review positif dan digemari banyak penikmat film? Faktor utamanya adalah ceritanya yang mengalir dengan sangat baik dan jauh dari kesan datar, tentu saja ada nilai plus terkait Facebook, perusahaan IT bidang social networking terbesar saat ini, sebagai inti ceritanya. Tidak heran jika film ini memenangkan Oscar untuk kategori best writing adapted screenplay. Selain ceritanya, pengambilan gambar; penyutradaraan; akting; soundtrack; hingga editing dari film ini pun bisa dibilang semuanya sangat wah sehingga terciptalah film dengan ramuan yang pas untuk sebuah film berkualitas tinggi.


     9. THE GIRL WITH THE DRAGON TATTOO (2011)

Rooney Mara in David Fincher's The Girl With The Dragon Tattoo

Selang satu tahun dari The Social Network, Fincher merilis film terbarunya berjudul The Girl With The Dragon Tattoo (TGWTDT). Walaupun banyak yang menganggap bahwa film ini remake dari versi Swedia, tapi Fincher mengklaim bahwa film ini bukanlah remake dari film versi Swedianya melainkan adaptasi langsung dari novel karya Stieg Larsson.

Film TGWTDT bercerita tentang seorang jurnalis bernama Mikael Blomkvist (Daniel Craig) yang disewa oleh seorang pengusaha kaya untuk menelusuri hilangnya seorang gadis secara misterius. Dalam usaha pencarian tersebut Blomkvist meminta bantuan pada seorang hacker bernama Lisbeth Salander yang diperankan oleh Rooney Mara. Film ini mendapatkan empat nominasi Oscar dan dua nominasi Golden Globe, namun akhirnya hanya memenangkan satu piala Oscar untuk kategori best editing.


     10. House of Cards dan Gone Girl

Selesai dengan The Girl With The Dragon Tattoo, Fincher menjajah layar kaca dengan menggarap serial televisi berjudul House of Cards. Serial yang merupakan remake dari serial BBC tahun 1990 ini diproduseri oleh David Fincher dan dua episode awal disutradarai olehnya sendiri. Serial televisi ini mendapatkan banyak pujian dan mendapatkan sembilan nominasi Primetime Emmy. Fincher memenangkan Primetime Emmy untuk kategori Outstanding Direction for a Drama Series.


It's all about politic!

Bulan Oktober 2014 Fincher akan mengeluarkan film layar lebarnya yang kesepuluh berjudul Gone Girl, sebuah film adaptasi novel karya Gillian Flynn dengan judul yang sama. Ben Affleck yang berperan sebagai tokoh utama di film ini ternyata mengagumi kemampuan Fincher sebagai seorang sutradara. Ben Affleck rela menunda kegiatannya menyutradari film demi bekerja sama dengan Fincher. Dalam sebuah wawancara Ben Affleck berkomentar tentang Fincher:

"He's the only director I've met who can do everybody else's job better than they could," ~ Ben Affleck on David Fincher

Menurut berita yang beredar, Gillian Flynn sebagai penulis novel sekaligus penulis naskah cerita mengganti ending di film agar mereka yang belum membaca novelnya tidak terkena bocoran cerita dan mereka yang telah membaca novelnya tetap dapat bertanya-tanya dan menikmati filmnya hingga akhir cerita.

Demikian ulasan singkat sembilan film David Fincher, plus satu TV series, dan preview dari film kesepuluhnya yang akan rilis bulan Oktober tahun 2014 ini. Sebagai penutup, silakan tonton video 'mash up' dari sembilan film karya David Fincher di bawah ini. Happy watching and thanks for reading!